Ninek Ragil (Ninek Soenah) putri ke Lima dari Kakek Buyut Sokarno pernah bercerita pada putranya HM.Sani, kemudian diceritakan putra putrinya, dan juga diceritakan langsung oleh Ninek Ragil ke saya (AtekBintoro), bahwa Kakek Buyut Sokarno mengembara meninggalkan Jogjakarta setelah jaman Perang Pangeran Diponegoro, sekitar tahun 1850-an. Tujuan utama pengembaraan adalah tugas ksatriaan Pemuda Jawa untuk berbakti pada Negara melalui menjaga ketahanan pangan, dan pemenuhan air bersih. Sepertiny abertahan di Jogja. Mungkin tidak banyak berbuah kebaikan, dan tidak banyak yang bisa diperbuat. Buyut Sokarno memutuskan untuk bergerak ke timur, ibaratnya sampai mendekati lokasi matahari terbit.
Dari Jogjakarta kalau saat ini tepatnya di Kampung Randu Pogok, Desa Krembangan, Kec. Panjatan, Kab. KulonProgo, yang merupakan kawasan perbukitan gunung gamping tempat perkemahan pasukan Pangeran Diponegoro yang bermarkas di Gua Selarong, ketika di masa Perang Pangeran Diponegoro, terus bergerak ke timur. Pada situasi selepas masa Perang Pangeran Diponegoro, seperti itulah Kakek Buyut Sokarno Muda berangkat mengembara jalan kaki sampai ke Blitar. Ada secercah harapan di Blitar. Sesampainya di Blitar Kakek Buyut Sokarno Muda bekerja sebagai buruh pendongkel bonggol bamboo sisa tebangan, kemudian dikumpulkan. Dari giat ini mulai terkumpul modal untuk beli dongkelan bonggol bambu, dan kayu, kemudian diikat ikat, dan dijual sebagai bahan bakar/ kayu bakar. Padahal konon ceritanya Kakek Buyut Sokarno masih keturunan bangsawan Jogjakarta. Namun karena menjadi pendukung Pasukan Pangeran Diponegoro bagian penjaminan logistik pangan dan air, dan disamping itu sudah banyak putra putrid bangsawan yang pro Pasukan Pangeran Diponegoro dikejar kejar Belanda, pasca penangkapan Pangeran Diponegoro oleh penjajah Belanda. Pangeran Diponegoropun kemudian dibuang ke Makasar sampai meninggal dan dimakamkan di Makasar – Sulawesi. Sejak saat itu seluruh atribut yang bisa menyebabkan dikenali oleh Belanda, ditanggalkan semua, termasuk gelar keluarga maupun gelar keagamaan. Hanya satu yang disisakan yaitu selalu menanam pohon sawo di sekitar rumah tempat tinggalnya. Sebab konon ceritanya pohon sawo adalah sandi bagi Pasukan Pangera nDiponegoro, dengan pesan: “Jika ada pasukan pejuang yang dikejar kejar Belanda, maka larilah kerumah yang ada pohon sawonya, itu rumah balatentara Pasukan Pangeran Diponegoro. Aman!”
Di Blitar terus membangun peradaban sampai bisa berjualan dawet, dari sini ada pesan beliau untuk anak cucu:
”Jika melakukan perdagangan, jangan lupa dagang yang mengandung air. Di air banyak tambahan rejeki yang barokah”.
(Makanya tidak heran, jika di Glowong pun, dulu banyak dijumpai kolam kolam ikan, sepert: iLele, Tombro, Tawes, dan Mujair, dan Nilem)
Hasil usaha di Blitar sedikit demi sedikit dipakai beli rumah, dan sapi, sambil terus berdagang dawet. Suatu saat terjadi kesulitan mendapatka air di Blitar, Kakek Buyut Sokarno Muda dan rekan tidak mampu menaikkan aliran air dari mata air ke selokan untuk pengairan kebun. Dari sini, Kakek Buyut Sokarno Muda berseloroh pada rekan rekannya:
“Jika seandainya saya tidak bisa menaikkan aliran air ini, saya akan minggat dari ini”.
Ternyata mungkin karena belum ada pompa air, hamper pasti aliran air pun tidak bisa dinaikkan keselokan atau kekawasan tempat berkebun. Padahal ketika itu hanya hanya berseloroh, tetapi hal itu menjadi semacam janji bagi Kakek Buyut Sokarno Muda. Sabdo pandito ratu tan keno wola wali. Perkataan Lelaki itu seperti raja, tidak boleh mencla menlce (berubah ubah).
Akhirnya seluruh harta bendanya di Blitar dijual, dipakai bekal hijrah berjalan kaki menuju Banyuwangi, yang kabarnya merupakan kawasan subur makmur lohjinawi. Kelima putra putrinya dibawa serta.
Di Banyuwangi tepatnya untuk saat ini bertempat di kampong Glowong yang bermakna suwung. Suwung ing pamrih madep mantep kersaning Gusti Allah (tanpakemauanapa pun, selain berserah diripada Tuhan). Peradaban pun dimulai dari Glowong, merintis lagi, menjadi pelopor peradaban sekali lagi: Tidak pernah takut gagal. Gagal sudah biasa, bangkit sekali lagi mencapai kemenangan untuk diri sendiri dan banyak orang. Itu yang luar biasa.
Bersambung…. [Red GO]